Silaturahmi Mas Wuryanano
Rabu, 21 November 2007
Bertempat di Markas Manet, saya bersama rekan TDA lain berkesempatan Silaturahmi dengan Mas Wuryanano.
Acara yang memang sengaja dibuat Pak Roni untuk menyambut member TDA Surabaya ini yang pebisnis dengan multi talenta. Punya perusahaan peternakan, merchandising, garment, produsen kue, supermarket, lembaga pendidikan, seorang trainer terkemuka dan penulis buku best seller. Dan punya keluarga yang bahagia. Kurang apa lagi?
Bagaimana semua itu bisa diraih? Menurut Mas Nano, tidak perlu ngoyo untuk meraihnya. Nikmati saja setiap perjalanan. Ketika badai krisis mendera, perusahaannya rugi xx milyar, tapi tidak membuatnya stress.
"Saya memulai bisnis dari NOL, ketika berkurang sekain rupiah, ya gak pa pa to?. Itulah resiko bisnis, wajar. Semua kita kembalikan saja pada yang Maha mengatur," begitu tuturnya, "mengalir saja"
Bukan berarti kita tidak punya mimpi. Mimpi harus ada tapi proses pencapainya jangan malah menjadi beban.
Satu hal visi yang saya lihat luar biasa dari Mas Nano, tentang pentingnya MUTU PENDIDIKAN. "Saya tidak main-main dalam hal ini" ujarnya. Visi ini yang menjadikan SWASTIKA PRIMA, Lembaga Pendidikan Profesi D3 yang didirikannya, bisa menjadi besar bahkan nomor Satu di Surabaya.
Jiwa entrepreneurship dan benar-benar siap pakai dalam lapangan kerja bisa terasah disini. Syarat kelulusan dari lembaga ini cukup unik. Peserta didik harus sudah dapat pekerjaan atau mampu menciptakan lapangan kerja baru bisa dinyatakan lulus.
Seperti lazimnya pertemuan TDA, acara ini tetap saja mengarah pada perbincangan potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Seperti peluang ekspor ke berbagai negara termasuk Afrika, pameran gratis di Singapura dan Prancis, juga pendanaan yang cukup besar untuk UKM.
Anggota TDA jangan hanya berkutat pada jaringan antar member saja. Tapi perlu melebarkan networking pada pihak luar. Sangat prospektif, seperti sharing pak Hantiar dengan bergabung di HIPMI mengantarkannya ke berbagai peluang bisnis yang luar biasa. Dengan Kadin, Deperdag, Dep Koperasi dan UKM, banyak lagi.
Saatnya potensi bisnis ini perlu dimatangkan lagi agar benar-benar dapat dimanfaatkan. Seperti kata pak Roni TDA bukan cuma sekedar melempar wacana, tapi tindakan nyata. Ini yang membedakan dengan komunitas lain.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya gali dari Pak Nano yang kata bu Ning "Menawan" cuma tidak terasa waktu sudah jam 11.30 malam.
Terima kasih Mas Nano dan ibu atas kehangatannya bersilaturahmi dengan rekan TDA Jakarta juga dari TDA Joglo. Dan thanks berat buat Jendral TDA atas tempat dan masakan padang buatan tantenya yang ok punya.
Silaturahmi selalu saja membawa berkah...
1 komentar:
Terimakasih atas sambutan Mas AR Junaedi dan rekan-rekan TDA saat saya dan istri ke Jakarta.
Semoga diantara kita, para member TDA ini selalu bisa saling memberi dan melayani.
Bersama TDA kita menebar rahmat.
Salam,
Wuryanano
Posting Komentar