Inspiratif Day: Milad I TDA

Senin, 29 Januari 2007

Ahad, 28 Januari 2008 bertempat di Wisma Indocement, Jl Sudirman Jakarta. Milad I Komunitas TDA berlangsung dengan semangat dan spirit kuat. Semangat untuk Maju. Semangat untuk Mandiri. Semangat untuk menjadi "Raja Kecil" bertumbuh menjadi "Raja Besar"

... Semangat TANGAN DI ATAS... Diatas yang membumi... Hari yang penuh
inspiratif ...
Founder TDA Pak Roni. Memeberi paparan sejarah TDA awal berdiri sampai saat ini dengan 700 member komunitas. "Words Can Provoke. Though can Provoke. But Only ACTION brings to closer to your Dream"
Pembina TDA Pak Haji Alay bercerita perjalanan bisnis beliau. Mulai dari umur 5 tahun sudah mulai berdagang! Dengan gayanya yang lembut namun membakar TDB untuk segera take action menuju full TDA
Inilah Wisudawan TDA! Selamat!!! Komitmen yang teguh dan ridho Allah pasti akan menghantarkan menjadi pengusaha sukses yang rendah hati dan terus berbagi...
Sharing dari rekan bagaimana kiat dan perjalanan menjadi TDA. Masbukhin Pradana, Febi Rudiana, Hadi Kuntoro, Budi Rahmat. Sangat menarik dan inspiratif...

Read more...

Pay Yourself First!

Jumat, 26 Januari 2007

Bayar diri anda dahulu! Prinsip keuangan ini mungkin sudah sering terdengar, sederhana tapi belum banyak (atau belum mau?) yang mecoba. Ini salah satu langkah untuk mencapai kesejahteraan atau kebebasan finansial. Anda harus memprioritaskan membayar diri Anda sendiri, sebelum membayar tagihan-tagihan atau pengeluaran lainnya.

Prinsip untuk pertumbuhan mengatakan bahwa kita harus 'Mengumpulkan/Accumulate, kemudian Menggunakan Faktor Kali, dan akhirnya Membagi alias TDA!" Bagaimana dengan pertumbuhan keuangan? Berikut tahapannya:

1. Mengumpulkan
Setiap mendapat penerimaan -baik dalam bentuk gaji, laba bisnis, bonus, pembagian deviden, atau apapun bentuknya- sisihkan minimal 10% dari total penerimaan. Taruh 10% tersebut dalam bentuk Tabungan tersendiri, yang benar-benar terpisah dari tabungan lainnya. Tabungan "Pay Yourself First". Tidak boleh kita pergunakan, dan jangan menerbitkan kartu debit.

Sebelum membayar tagihan atau pengeluaran apapun, wajib disisihkan 10% tsb. Bagaimana bisa, jangankan untuk menabung 10%, untuk menutup kebutuhan sehari-hari saja kadang masih kurang? Begitu pertanyaan yang muncul untuk memulai prinsip ini. Justru dengan menerapkan langkah pertama ini, semua kekurangan itu bisa ditutupi, dengan langkah no.2. Dan diri kita pun akan bisa menyesuaikan dengan sendirinya kondisi 90% penerimaan.
Yang selama ini banyak terjadi, menabung hanya jika ada sisa dari pengeluaran. Dan lebih sering tidak ada tersisa untuk tabungan... Benar tdk ya?

Sekarang ini banyak Bank dengan layanan spt ini. Menabung dalam jumlah tetap setiap bulannya, dan hanya bisa diambil dlam tahun tertentu. Biasanya ditambah bonus proteksi/ asuransi.
Tips-nya: Disiplin dan Lupakan punya tabungan ini, biarkan dia terus terakumulasi. Bila jumlahnya sudah besar mencapai angka tertentu yang kita inginkan, kita bisa melangkah pada tahap ke 2:

2. Menggunakan Faktor Kali
Pada jumlah berapa tabungan 'Pay Yourself First' boleh digunakan? Ini bergantung pada faktor kali yang akan Anda pilih. Tabungan hanya boleh digunakan untuk investasi yang baik. Preferensi faktor kali setiap orang berbeda. Ada yang minat dalam menjalankan bisnis sendiri, property, investasi dalam bentuk penyertaan modal, pasar uang, saham dsb. Sesuai dengan kecenderungan dan interest atau keahliannya.

Akumulasi tabungan tadi, harus benar-benar digunakan untuk investasi yang bisa menjadi faktor kali. Sehingga akumulasi ini akan bertambah dan bertumbuh terus-menerus menjadi besar.

Salah satu investasi yang dianjurkan untuk tahap awal, adalah menginvestaikan diri kita sendiri. Dengan mengikuti seminar, trainning, buku-buku, ilmu dalam hal investasi, dsb yang bisa meningkatkan kualitas dan skill kita. Dengan peningkatan kualitas diri, investasi yang akan kita pilih benar-benar dapat dijalankan dengan benar dan terarah.

3. Membagi = Menjadi TDA
Kalau tabungan dan investasi sudah terus mengalir lalu...? Berbagi! Uang bukan berarti untuk terus ditumpuk, tapi harus mengalir, berputar. Prinsip TDA menjadi nyata disini. Membagi kebahagiaan dengan sesama. Bukan berarti hanya bagi-bagi uang. Bagaimana lingkungan juga bisa merasakan manfaat dari kehadiran kita

Kalau mau coba prinsip ini, kita bisa menjadi "Milyarder yang Mencerahkan" -meminjam istilah dari buku One Minute Millionare. Menjadi milyarder yang membuat orang lain juga menjadi milyarder...

Read more...

Berbahagialah Sekarang!

Ya, BERBAHAGIALAH SEKARANG! Saat ini juga. Karena berbahagia merupakan kunci utama untuk mencapai apa yang kita inginkan. Senang, sedih, sakit, bahagia; adalah kondisi bagaimana kita memandang. Adalah situasi emosi dan perasaan kita menghadapi persoalan. Bukan persoalan atau masalah yang menyebabkan kondisi hati. Jadikan DIRI kita sebagai subject. Bukan Object!

Apapun masalahnya bila kita bisa mengendalikan and memandang suatu dengan kejernihan hati, optimis pasti berujung pada kebahagian. Semua masalah? Ya, apapun. Contohnya kita belum memiliki rumah seperti yang kita idamkan, rumah sempit, masih ngontrak. Berbahagialah karena kita masih punya tempat yang menaungi dari dari panas, hujan. Berbahagialah karena kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Berbahagialah karena kita masih bisa menerangi rumah dengan hangat sapaan dan cinta kasih. Berbahagialah .... (ada bisa mengisi lagi dengan kebahagiaan lainnya)

Bila kondisi di kantor sedang tidak mengenakan, bos yang bawel, target yang belum tercapai. Berbahagialah! Berbahagia karena sampai sekarang kita masih diberi rizki dari kantor tempat kita bekerja. Berbahagialah karena ada bos yang mengingatkan kita dengan caranya dan kerpacayaannya yang menurutnya bisa mencerahkan kita. Pahit, tapi itu obat mujarab kita untuk kuat dan belajar. Berbahagialah karena kita masih ada kesempatan untuk memperbaiki, untuk terus belajar meningkatkan target, belar dalam kedewasaan diri.

Bagaimana dengan kematian orang yang kita cintai? Apakah harus berbahagia? Memang sangat manusiawi untuk bersedih dalam beberapa waktu. Wajar sebagai manusia, tapi jangan kesedihan yang terus menghantui terus menerus. Kemudian berbahagia? Ya Berbahagialah, karena saat ini orang yang kita kasihi itu sedang mendapat kelimpahan rahmat yang luar bisa nikmat dari Tuhan. Kebahgiaan hakiki luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sewaktu dia hidup di dunia ini. Berbahagia karena dia meninggalkan cinta kasih yang masih bisa kita rasakan saat ini. Berbahagia karena Tuhan pasti berencana yang terbaik buatnya di sana. Ada pepatah: disetiap linangan airmata, Tuhan pasti telah menyediakan pelangi di hati. Pancarkan pelangi itu.

Berbahagialah sekarang! Andalah yang punya kendali dalam melihat suatu masalah. Jangan didikte oleh masalah diluar diri. Bahagia adalah kunci mencapai kemakmuran, kekayaan ataupun apa yang anda inginkan.

Berbahagialah sekarang! Teriakan "SAYA BERBAHAGIA"

Read more...

Kebetulan yang direncanakan

Rabu, 24 Januari 2007

Ketika saya dalam proses mencari investor lalu, ada satu orang yang ingin saya temui hari itu. Sedari pagi sudah saya niatkan untuk bisa bertemu malam hari di rumahnya. Karena ada suatu keperluan, malamnya saya ke kantor RW. Beberapa saat di sana beliau juga ke kantor RW yang sama untuk urusannya. Kebetulan! Jadilah saya mendiskusikan tentang rencana usaha saya dan minta beliau untuk jadi investor. Deal, saya malah diundang beliau ke rumahnya untuk bicara lebih lanjut.

Kebetulan lainnya, ketika saya punya keinginan untuk segera mengisi kios yang baru di sewa dengan baju2, Ada pedagang baju yang baru saja mendapat barang konsinyasi. Jumlahnya lebih dari yang dia order. Dan dia menawarkan pada saya kelebihan barangnya untuk mengisi kios saya. Alhamdulillah, kebetulan!

Anda juga pernah mengalami kebetulan-kebetulan yang tidak anda duga sebelumnya? Ternyata, menurut Adi W Gunawan dalam tulisannya 'Becoming a Money Magnet' (yang sekarang juga telah diterbitkan bukunya)- tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Segalanya terjadi berdasarkan sebab akibat. Kita bisa mengaktifkan 'Attractor Factor' atau factor penarik dan mengirim getaran pikiran kita secara fokus. Dan... terjadilah 'kebetulan' yang direncanakan itu. Diuraikan dengan cara sederhana dalam tulisan tersebut.

Kemarin sore saya sengaja mampir ke Gramedia untuk membeli buku tersebut. Malah mata saya diarahkan untuk membeli buku 'The Attractor Factor" karya DR Joe Vitale. Bahasannya lebih kurang sama dengan tulisan Adi W Gunawan itu. Jadilah saya beli buku yang sebelumnya tidak saya rencanakan. Kebetulan lagi? Yang jelas, saya jadi penasaran bagaimana caranya untuk bisa selalu mengalami kebetulan yang membawa keberuntungan...

Read more...

Terjerat Kartu Kredit?

Selasa, 23 Januari 2007

Pernah terjerat hutang kartu kredit? Tagihan terus membengkak dan tidak lunas-lunas? Saya pernah! Punya 4 kartu kredit dan hampir over limit. Wih, pusing. Pas gajian hanya 'numpang lewat', lebih banyak tersedot untuk bayar cicilan.

Sekarang, alhamdulillah cicilan dapat terkontrol. Dan tidak lagi dipusingkan bayar kartu kredit satu persatu. Bagaimana menyiasatinya? Kalau berniat sungguh-sungguh untuk terlepas dari jeratan kartu kredit pasti bisa. Boleh dicoba kiat-kiat dibawah ini:

1. Rubah Mind-set!
Kartu kredit harus dikembalikan sebagimana 'khittah-nya'. Jati dirinya, sebagai alat pembayaran atau pengganti transaksi uang tunai yang mudah dan aman. Bukan sebagai instrument kemudahan berutang. Apalagi menganggap sebagai sarana tambahan uang.
Cara pandang yang salah bisa menyebabkan dengan gampangnya kita menggesek kartu kredit untuk hal-hal yang konsumtif. Tanpa memperhitungkan kemampuan mengembalikan hutang. Rumusnya = belanja 1 juta, bayar lunas 1 juta pada saat datang tagihan

2. Manfaatkan Transfer Balance
Dengan memanfaatkan transfer balance, semua tagihan di kartu kredit lain, di lunasi oleh bank yang mempunyai fasilitas transfer balance tersebut. Cicilan jadi lebih besar dong? Tidak juga, jumlah cicilan dan lama waktu cicilan bisa dipilih sesuai kemampuan bayar kita. Makin cepat waktu cicilan, makin baik.



3. Prioritas Pembayaran
Kartu dengan bunga paling besar yang harus diprioritaskan untuk dilunasi. Bukan pada saldo hutang yang paling besar. Minimal 30% dari penghasilan kita, dialokasikan untuk pembayaran. Kalau perlu gunakan tabungan. Karena bunga tabungan jauh lebih rendah daripada kewajiban bunga kartu kredit.

4. STOP Pakai Kartu Kredit!
Bila hal diatas sudah dijalankan, maka harus stop pemakain kartu kredit. Kalau diibaratkan penyakit hipertensi yang dalam masa penyembuhan oleh dokter- maka kita tidak boleh makan daging kambing. Tensi kita tidak akan normal selama penyebab penyakit tidak dihindari. Awal-nya memang terasa berat, tapi dengan merubah kebiasaan konsumtif dan 'menunda kenikmatan', nantinya akan terasa lebih mudah

Kartu kredit hanya berlaku sebagai pembayaran sementara yang harus kita bayarkan sebesar yg kita belanjakan. Bukan sumber penghasilan.

Read more...

TDA Adalah Akselerator Bisnis

Berikut tulisan founder TDA Bp. Roni, dalam rangka Milad pertama TDA. Bagi yang ingin mengetahui TDA lebih jauh & ingin take action, semoga bermanfaat:

Action Members TDA, Menyambung tulisan “pemanasan” dalam rangka Milad I TDA, saya teringat kata-kata Pak Haji Ali atau Haji Nuzli Arismal, inspirator kita. Beliau mengatakan TDA itu adalah akselerator bisnis. Beliau mengibaratkan kita ini seperti orang yang berjalan di atas tangga berjalan. Jadi lebih cepat! Simak beberapa fakta ini:

1.
Pak Hadi, salah satu icon TDA. Sejak bergabung di TDA pada bulan April 2006, Pak Hadi telah berhasil membuka 4 toko dan membukukan omset yang cukup fantastis dalam hitungan bulan saja. Saya pribadi memperhatikan sepak terjang Pak Hadi ini. Mulai dari perkenalan dengan TDA, Pak Hadi selalu mengikuti semua kegiatan TDA seperti TDA IT, TDA Franchise (sekarang vakum), TDA Business Re-education bersama Action Coach seperti Leverage Game, Seminar 5 Ways, bedah buku TDA Book Club, silaturahmi TDA Bekasi dan sebagainya. Pak Hadi adalah sebuah contoh sukses dari kurikukum DSA (Dream, Strategy, Action) di TDA. Perbedaannya, Pak Hadi adalah seorang quick learner. Dia langsung mempraktekan ilmu-ilmu itu tanpa banyak menganalisanya. Itulah mindset TDA, believe (keyakinan). Tulisan-tulisan Pak Hadi Kuntoro begitu diminati di milis maupun blognya. Belum lama ini Pak Hadi juga sempat mengisi rubrik konsultasi di Tabloid Peluang Usaha.

2. Ibu Roess dalam hitungan hari berhasil membuka sebuah restoran Bakmi yang diberi nama
Bakmi Patriot77 dan baru saja muncul di majalah DUIT! Di belakang proses yang cepat itu ternyata ada tangan TDA di belakangnya, yaitu berkat bantuan Pak Khadik yang memberikan resep beserta kokinya langsung kepada Bu Roess. Terus terang saya sangat terharu mendengar cerita ini.Bu Roess ini adalah salah satu Action Member TDA yang paling aktif. Hampir semua kegiatan diikutinya. Sebenarnya Bu Roes termasuk founder juga. Sayangnya waktu Talkshow I tidak sempat ikut karena alasan darurat. Setelah sempat ”menjajal” TDA Seluler, akhirnya Bu Roess menetapkan pilihan di bisnis makanan.

3. Masih ingat dengan kunjungan TDA ke UKM di Bandung bulan Maret 2006 lalu? Ya, waktu itu 80 an member TDA dari Jabotabek dan Bandung disambut oleh Kepala Dinas Koperasi Kota Bandung dengan membuat pameran 50 UKM kota Bandung. Dari sana saya sendiri bertemu dengan seseorang yang menjadi mitra saya sampai sekarang. Bayangkan, dalam 1 hari kita bisa bertemu langsung dengan puluhan calon mitra kita. Kita tinggal pilih. Kalau dilakukan sendiri-sendiri, hal itu butuh waktu berbulan-bulan. Ini diakui oleh Bu Nurhidayati salah seorang member yang bergerak dibidang garment pembuatan jacket. Berbulan-bulan waktunya bolak balik ke Bandung untuk menemukan mitra kerja yang cocok. Di TDA kita hanya butuh waktu 1 hari saja! Dan ingat, kita pun masih dinantikan kedatangannya oleh UKM Bandung kapan saja untuk ”dijodohkan” dengan para member TDA.

4. Puluhan pengusaha baru telah berhasil kita cetak di TDA melalui TDA Garment, TDA Seluler, TDA IT, TDA Sepatu. Sebagai contoh adalah TDA IT yang cukup bersinar prestasinya. Unit bisnis TDA yang dipimpin oleh
Pak Iim cs, ini dimulai dari tawaran pengelola Mangga Dua Square untuk mengisi kios-kios yang masih kosong. Pak Iim kemudian bernegosiasi dengan mereka. Akhirnya berdirilah 20-an kios milik member TDA IT dengan fasilitas gratis selama 2 tahun dan dengan jaminan tunai hanya Rp. 2,5 juta saja! Lihatlah, kekuatan kebersamaan yang dikawinkan dengan semangat take action akhirnya bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

5. Member TDA pernah mengikuti pameran tekstil internasional 2006 (ITAF), Pameran Produksi Indonesia (PPI), dan PKS Expo secara bersama-sama. Dalam ITAF, member TDA mendapatkan stand gratis untuk 30-an membernya. Dalam PKS Expo, para member berpatungan untuk menyewa stand atas nama TDA. Ya, semua itu dimungkinkan dengan kebersamaan di antara kita.

6.
Bu Yulia, dalam salah satu pertemuan TDA Mastermind Group mengakui bahwa bisnis salon muslimahnya mendapatkan kenaikan profit sangat signifikan tahun 2006 lalu. Semua itu berkat penerapan ilmu-ilmu dari Action Coach yang diperolehnya selama mengikuti program TDA Business Re-education seperti seminar 5 Ways, Seminar 6 Steps, Leverage Game dan Group Coaching. Di TDA, program Business Re-education ini adalah elemen dari kurikukulum DSA kita. Ilmu-ilmu dari Action Coach itu melengkapi elemen Dream Strategy dan Action di TDA.

7. Setelah 2 kali TDA IT menyelenggarakan workshop Joomla, belasan atau puluhan website online store milik member TDA bermunculan. Ini adalah bukti nyata pembelajaran praktis yang dirasakan oleh para membernya.

8. Pak Agus Ali - salah satu founder TDA - mengakui bahwa tahun 2006 lalu begitu diwarnai oleh peristiwa-peristiwa yang mengubah hidupnya. Mulai dari membuka kios baju anak di ITC Mangga Dua, Membeli franchise Auto Bridal, Resign dari statusnya sebagai TDB yang telah dijalaninya selama 13 tahun dan sebagainya. Dan semua itu tidak terlepas dari keterlibatannya di TDA selama ini.

9. Silakan anda tambahkan fakta-fakta lainnya....Masih banyak fakta lain yang belum terungkap. Ini hanya beberapa yang saya ingat saja. Ini bukan bermaksud pamer atau membanggakan TDA, tapi ini adalah fakta sebenarnya. Komunitas kita yang berorientasi ”action” telah membuahkan hasil yang dinikmati oleh para membernya.

Dari cerita di atas, terlihat proses akselerasi yang begitu cepat dialami oleh TDA dan para membernya. Ibarat berjalan di tangga berjalan, hal itu telah terjadi di TDA. Ya, TDA adalah akselerator bisnis kita. Masih ingin bukti lain? Kenapa bukan anda yang menjadi buktinya?

Salam FUUUNtastic TDA!
Take Double Action Now

Wassalam,
Roni,
Menyambut Milad I TDA, 28 Januari 2007

Read more...

Photo-photo Kios

Senin, 22 Januari 2007

Ini gambar kios saya di pasar tradisional Alhamdulillah lokasi kios di Huk, ada 3 arah jalan melewati kios mungil ini






Photo di atas diambil dari sisi kanan jalan. Dibawah ini dari sisi kiri


Sebagian isi koleksi kios, baju anak yang cute n lagi 'in, banyak yang suka:

Kios mungil ini belum punya nama. Ada ide?

Read more...

Radio Bisnis

Minggu, 21 Januari 2007

Semenjak kena virus TDA, channel radio yang saya dengar juga ikut berubah haluan. Kalau sebelumnya yang menemani perjalanan saya dari rumah ke kantor, juga pulang dari rumah ke kantor, itu I Radio-fm. Acara Pagi-pagi dengerin Rafiq and Putri ngocol bedua, suka senyum-senyum sendiri dan seringnya kedua penyiar itu -asal goblek- kata org betawi, tapi asyik. Pulang, dengerin Sore-sore, Sandy n Liza Harun, ini juga bikin yg denger ga bete. And lagunya 100% Indonesia. Macetnya Jakarta jadi ga begitu dirasain. Saking sukanya beberapa kali saya dateng di acara Off-Air mereka

Belakangan ini pindah Channel jadi Smart Fm dan Pas Fm (sory i-radio). Banyak sekali manfaat yang saya rasa dengan mendengar berbagai motivasi dan tips2 dari kedua radio ini. Baik dalam peningkatan kualitas diri, bisnis, update berita dan kondisi market. Terutama acara wawancara dengan pebisnis sukses atau praktisi yang pengalaman di bidangnya. Pembicaranya juga oleh expert dan motivator handal seperti James Gwee, Tung Desem Waringin, Action Coach, Tanadi Santoso, dan lainnya.

Hal ini bisa menjadi rujukan atau tambahan ilmu bagi pebisnis pemula untuk melihat peluang dan tantangan dalam berwirausaha. Ada Semangat baru, Antusiasme bila mendengar motivasi2 dan pencerahan dari para pembicara.

Sambil bermacet-macet ria, bisa terus menambah ilmu...

Read more...

Nikmati Perubahan!

Kamis, 18 Januari 2007

Bersiaplah Berubah dan Nikmati Perubahan! Itulah pesan setelah selesai membaca buku 'Who Moved My Cheese?' karya Spencer Johnson, MD (Buku menarik ini saya baca selama perjalanan saya ke Semarang kemarin, 40 menit selesai. Inspiratif!)

Perubahan SELALU dan PASTI terjadi, perubahan dalam kehidupan, pekerjaan atau karir, bisnis, lingkungan. Bahkan perubahan yang terjadi pada diri kita sendiri. Yang jadi pertanyaan adalah Bagaimana cara kita menyikapi perubahan itu? Digambarkan ada 4 karakter berbeda; dua tikus lincah: Sniff mengetahui perubahan, mengenali dan bisa beradaptasi tepat pada waktunya, Scurry bertindak cepat dan keras dengan tindakan dan hasil. Dua lainnya kurcaci spt manusia, Hem- menentang dan takut akan perubahan, Haw- mulanya ragu tapi mau belajar dan terbuka terhadap hal-hal baru, mengubah tindakan dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Kebanyakan kita senang dalam situasi kenyamanan (comfort zone). Tapi jangan sampai situasi tersebut membuat kita lengah. Dengan pesatnya teknologi dan informasi, perubahan yang terjadi amat cepat. Siapa yang tertinggal, maka akan terlindas oleh jaman. Bila terlalu banyak menganalisa, memikirkan dampak, sebab akibat dan sebagainya- tanpa bertindak, maka hanya yang cepat bereaksi terhadap perubahan itu, yang akan bisa bertahan dan menang.

Tulisan tangan Haw di dinding bisa jadi rujukan bagi kita:
1) Perubahan selalu terjadi -Mereka terus memindahkan 'Cheese' ,
2) Antisipasi Perubahan- Bersiaplah jika 'Cheese' dipindahkan,
3) Perhatikan Perubahan - Ciumlah 'Cheese' sesering mungkin, sehingga tahu kapan mulai membusuk,
4) Sesuaikan diri dengan cepat - Semakin cepat anda melupakan 'Cheese' lama, semakin cepat anda mendapatkan 'Cheese' baru,
5) Berubah! - Bergerak cepat bersama 'Cheese',
6) Nikmati Perubahan! Nikmati petualangan dan Nikmati rasa 'Cheese ' baru,
7) Bersiaplah Berubah dengan cepat dan nikmati lagi dan lagi

Bagaimana dengan 'Cheese' Anda??? Jangan sampai mereka memindahkan Cheese Anda tanpa anda sadari....

Read more...

Pelajaran dari Gajah

Selasa, 16 Januari 2007

Menarik sekali sharing Adam Kho 'A lesson from Earth's Most Powerful Mammal'. Bagaimana gajah, binatang terbesar di dunia dengan tenaga yang begitu powerful- tidak bisa lepas dari rantai kecil yang membelenggu kakinya. Padahal dengan kekuatannya yang begitu besar, bisa saja Gajah melepaskan diri dengan mudah. Mengapa bisa seperti itu?

Menurut cerita penjaganya, ternyata gajah tersebut telah dikondisikan untuk PERCAYA bahwa dia TIDAK DAPAT melepaskan diri dari rantai kecil tsb. Sedari kecil, sebelah kaki gajah diikat. Setiap bayi gajah itu berusaha lari untuk menghampiri ibunya selalu jatuh dan jatuh lagi. Sehingga tercipta kondisi kepercayaan bahwa tidak mungkin bisa lepas dari rantai kecil. Kepercayan ini terus tertanam sampai gajah itu dewasa.

Banyak sekali diantara kita yang karena kepercayaan dan kebiasaan yang bisa saja salah, tapi karena telah terkondisi- kita terus berada dalam kepercayaan itu. Potensi yang kita miliki jauh lebih besar dari gajah. Tapi selama pikiran kita masih terbelenggu, tidak mungkin kita dapat bebas menjemput impian. Banyak yang punya mimpi kesuksesan, tapi tetap takut untuk bertindak. Sudah saatnya segenap power kita keluarkan untuk bisa terbebas dari belenggu yang masih menghambat dalam mencapai impian.

Saya jadi teringat acara di TV, gajah muda yang berhasil melepaskan rantai. Karena kondisi yang sedemikian tertekan. Seharian bekerja keras menarik batang kayu yang begitu besar. Tetapi makanan tidak mencukupi. Dalam keadaan begitu terdesak, gajah muda itu mencoba melepaskan rantai. Beberapa kali gagal, tapi di coba dan di coba lagi. Sampai akhirnya bisa lepas, dan berlari menuju kebebasannya.

Kita tidak perlu sampai kondisi sangat terdesak untuk berani take action. Mulai dari menghilangkan ketakutan dan pikiran yang menghambat. Mulai sekarang.... lepaskan rantai-rantai kecil...

Read more...

Modal bukan kendala

Jumat, 12 Januari 2007

Jangan jadikan modal sebagai kendala untuk memulai usaha. Saya sudah membuktikan itu. Dua usaha yang saya jalankan saat ini modal utamanya adalah mimpi dan kemauan yang keras untuk memulai. Buang jauh2 rasa malu

Usaha pertama saya, ada modal 1 juta ditangan. Dengan mencari berbagai peluang yang ada dengan modal minim, saya putuskan untuk berdagang kaki 5. Yang penting Action dulu- begitu kata para provokator TDA. Beli barang di tanah abang dan digelar di pinggir jalan dekat pasar tradisional. Kalau hujan dagangan harus tutup. Terlambat datang, lokasi sudah diisi pkl lain. Alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan lancar dan barang bertambah banyak. Setiap penjualan, langsung dibelikan barang lagi.

Usaha kedua, sisa tabungan 3 juta. Tadinya mau mengembangkan usaha pertama saya di kaki 5. Dengan pertimbangan untuk lebih fokus mengembangkan usaha, saya putuskan untuk berdagang di kios. Inipun atas dukungan provokator TDA. Hunting kios di berbagai pasar tradisional. Asumsi saya di pasar tradisional barangkali ada kios yang murah, sehingga uang yang ada bisa untuk sewa kios dan membeli product isi kios.

Dan akhirnya dapat kios di pasar tradisional dengan sewa kios seharga 7 juta/ tahun. Padahal di pasar tersebut, sewa kios berkisar 10-12 juta/tahun dengan minimum sewa 2 tahun. Semesta mendukung. Dengan uang hanya 3 juta, saat ini saya bisa membuka kios dan kios telah terisi dengan berbagai baju dan perlengkapan bayi.

Modal dana memang penting, tapi yang lebih penting kemauan yang kuat untuk berani memulai.

Read more...

Bagaimana Meningkatkan Omset Penjualan?

Kamis, 11 Januari 2007

Itu pertanyaan saya kepada komunitas tda dan bisnis smart milis. Karena memang saya ingin usaha ini terus bergerak ke arah lebih baik. Alhamdulillah, jawaban dari beberapa rekan memberi pencerahan bagi usaha saya. Dan coba saya terapkan sesuai kondisi yang ada.

Berikut beberapa sharing yang mudah2an bermanfaat:

Mba Annisa Wardani :
1.Pilih model yg up to date dan mengikuti trend perkembangan mode,

2. Sesuaikan stok dan harga produk dengan daya beli target konsumen. Amati segmen pengunjung/target konsumen.

3. Lebih bijak bila memilih stok baju yang 'aman-aman' saja. Alias koleksi model baju yang trendi tapi dengan harga terjangkau yang tidak mahal. Paling bagus bila koleksi baju Anda unik - alias tidak banyak dijual di kios yang lain.

4. Bila persaingan antar kios cukup ketat, ada baiknya memperhatikan faktor Display Produk dan Display Harga.

5. Dari segi lokasi, pilih yang cukup strategis mendatangkan pembeli. Bila belum, manfaatkan selebaran voucher berisi denah lokasi dan disc produk bila pembeli belanja membawa voucher tsb.

6. Sediakan bak untuk stok obral (meski hanya disc 15%, yang penting kan disc, he.he.. ) di depan kios. Supaya pengunjung yg sebelumnya hanya berniat jalan-jalan, bisa iseng aduk-aduk stok barang dan akhirnya minatbeli:)

7. Stok baju yang modelnya paling keren ditampilkan di depan kios yang mudah dilihat o/ pengunjung yang lewat.

8. Sering-sering adakan program Promo.Promo Kios baru buka, diskon 10% - 15% produk tertentu, dsb.

9. Harga yang murah dan bersaing pun perlu ditampilkan melalui papan besar-besar yang mudah dilihat pengunjung.

10. Tak kalah pentingnya --Utamakan layanan pelanggan. Apalagi dengan deretan kios-kios yangmenawarkan produk fashion hampir sama, kios yang paling bisa membuat pelanggan nyaman dan puas, pasti bakal didatangi lagi:)

10. Didik karyawan agar jangan mudah marah, bila calon pembeli yang lihat-lihat baju ternyata tidak jadi membeli. Orientasi utama adalah 'membantu konsumen menemukan' baju yang cocok, bukan pada aktivitas 'menjual' baju.

11. Untuk masa-masa awal buka toko, tak apalah Untung sedikit. Yang penting, mengumpulkan jaringan pelanggan dulu. Anda bisa kasih iming-iming, kalau lain waktu pelanggan datang lagi membawa teman atau saudara, Anda bisa kasih mereka diskon / atau bonus produk.

Kiat sederhana tapi boleh dijamin sukses:)

2. Bp Agus Ali:
1. Perbanyak Stok dan Model : Buatlah Kios menjadi full, semua jenis model dan ukuran ada. Jadi pembeli tidak khawatir akan kekurangan, sebab waktu awal pembeli akan sering melakukan test kepada kita,misalnya dengan tanya model ini atau itu, ukuran ini atau itu. Jadi kalo punya semua ukuran danmodel Insya Allah mereka jadi beli ke kios kita.Mereka kasih pilihan untuk beli grosir atau eceran, giring pmbeli untuk beli grosir dengan diskon yg besar tentunya.

2. Percantik Display : Hal yang kecil dan penting yg sering di lupakan. Percantiklah display kiosnya, selalu diganti tiap minggu dgn model baru, diputer ajaminggu ini model nya ini dan ini, minggu depan model itu dstnya. Jangan lupa pakai patung utk display.

3. Presentase Target Bonus Untuk Karyawan : Dorong karyawan utk berprestasi, berikan bonus yang jelas,bahwa karyawan akan dapat 1000 rupiah setiap transaksibaju yang terjual, dstnya

4. Promosikan produk : Jangan lupa dipromosikan produknya dgn buat brosur sederhana, promo ke koran, majalah, tabloid dll

Read more...

Mentalitas Entrepreneur

Kamis, 04 Januari 2007

“Sebuah kesuksesan dapat dihasilkan diatas 99% kegagalan” (Soichiro Honda)

Mental baja seperti Soichiro Honda, founder pabrikan otomotif Honda- patut menjadi rujukan bagi enterpreneur muda. Setiap kegagalan bukan diartikan sebagai gagal, tapi sebagai tambahan ilmu & jalan untuk kesuksesan berikutnya.

Mental apa saja yang diperlukan untuk seorang intrepreneur? Yang sangat menonjol adalah ulet, pantang menyerah dan inovatif (kaya ide). Seperti ada nyala api terang di dadanya, sehingga tidak mudah frustasi, tidak takut gagal dan selalu kreatif. Fighting spirit atau semangat berjuang-nya tidak pernah padam.

Secara sederhana Bambang Wiharno dalam bukunya memulai bisnis dari nol- melukiskan contoh perbedaan yang bermental entreprenership dengan karyawan dalam hal pengeluaran keuangan. Bagi karyawan -spt saya juga yang masih berstatus karyawan :), pendapatan yang didapat setiap bulannya sebagain besar dikeluarkan untuk hal-hal konsumtif. Semakin besar gaji, semakin besar juga pengeluaran konsumtif-nya.
Sedangkan dengan mental enterprenership, uang yang dikeluarkan sebagian besar kembali lagi bahkan bisa dengan jumlah yang lebih besar. Pengeluaran lebih efektif dalam bentuk investasi usaha.

Yang juga penting, seorang entrepreneur mampu menerapkan program atau take action hingga mengahasilan nilai tambah. Bisnis bukan hanya dalam angan-angan semata.
.
Menarik apa yang disampaikan AA Gym, ada dua ciri enterprenership sejati:
1. Saat mencarinya, sangat menjaga keadilan dan kejujuran
2. Setelah mendapatkan, didistribusikan untuk kepentingan masyarakat banyak

Read more...

Cari Investor

Rabu, 03 Januari 2007

Beberapa teman sudah saya hubungi untuk menjadi investor usaha yang baru saya rintis ini. Memang tidak mudah untuk meyakinkan orang untuk bisa menanamkan modalnya untuk usaha baru -yang dimulai dengan orang yang juga baru dalam berbisnis.
Dalam proses pencarian ini, saya bertemu dengan pedagang perlengkapan bayi. Beliau sudah lumayan lama usaha dagang. Dan sudah punya pemasok tetap di Tanah Abang. Dia menawarkan untuk bisa ambil barang dulu atas nama dia di Tanah Abang. saya bisa bayar satu bulan berikutnya. Alhamdulillah... Satu jalan sudah dibuka...
Dengan adanya perlengkapan bayi itu, isi kios lainnya akan coba ditambah lagi dengan baju anak balita, baju muslim anak. Memang berbeda dengan yang saya jual di PKL, kaos remaja. Masih banyak space kosong di kios yang harus diisi... Mudah2an tetap dimudahkan Allah untuk bisa buka kios...

Read more...

Pembaca Blog ini

Anda Pengunjung Ke

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008, AR Junaedi

Back to TOP