Resolusi oh Resolusi...

Kamis, 25 Desember 2008


Pertanyaan:

Dear Pak Jun,

Pak, bentar lagi kan 2008 mau berakhir, tapi resolusi yang saya buat untuk tahun 2008 ini masih banyak yang belum kesampean. Gimana ya supaya bisa mencapai 100% apa yang saya inginkan seperti yang saya tulis dalam Resolusi. Supaya tahun depan resolusi 2009 bisa bener2 terwujud. Sarannya dong pak...

Trima kasih ya atas jawabannya :)

B.rgds,
Darmawan


Jawaban:

Dear Pak Darmawan,

Memang benar, kita sudah dipenghujung tahun 2008. Dalam hitungan hari kita akan memasuki tahun baru, 2009. Waktu berjalan terasa cepat. Dengan kecepatan yang terkadang melampaui langkah kita dalam menapaki janji-janji keberhasilan kita di tahun 2008 ini. Yang kita tuangkan sebagai Resolusi.

Yang pada saat kita tulis, sudah terbanyang hasil yang akan kita raih. Tapi seperti pertanyaan bapak: kenapa resolusi belum sepenuhnya terwujud?

Sebenarnya yang paling tahu jawabannya adalah bapak sendiri. Karena bapak kan yang menjalani :)

Kalau boleh sharing, Beberapa hal berikut yang bisa jadi menyebabkan Resolusi belum mencapai hasil maksimal:

1. Suka Menunda

Ini penyakit yang sering melanda. Malas. Kita sangat ahli dengan sejuta alasan dalam menunda.

Menunda untuk memulai. Kalaupun sudah mulai, terkadang masih menunda untuk meneruskan. Padahal resolusi dibuat bukan patokan kapan akan berakhir, tapi justru kapan untuk memulai.

Nah, bagaimana agar tidak menunda? Ya Tundalah Penundaan -begitu saran jitu Pak Mario Teguh untuk yang suka menunda. Bila ada keinginan untuk menunda, tunda dulu keinginan menunda tersebut.

Memang ada kenikmatan semu didalam menunda, tapi semakin kita menunda semakin jauh resolusi akan terwujud. Jadi Lawan dan paksa rasa malas! Bila tidak, kehidupan yang akan tegas memaksa kita bekerja lebih keras nantinya.

2. Tidak Fokus

Seringkali kita tidak fokus pada apa yang kita kerjakan. Belum tuntas untuk mengerjakan satu hal, sudah beralih ke hal lain yang tidak perlu. Karenanya pilah yang kita lakukan menjadi prioritas-prioritas.

Prioritas pertama adalah lakukan hanya yang penting dan mendesak. Kemudian yang penting tapi tidak mendesak. Berikutnya baru kita bisa kerjakan pada hal yang tidak penting dan tidak mendesak.

Fokus pada outcome yang ingin kita capai dalam resolusi yang kita tulis tadi. Bukan fokus pada yang menghalangi, hambatan-hambatan atau resiko dalam mencapainya. Fokus yang salah akan menjauhi kita dalam meraih impian.

3. Kurang emosi

Bila tidak melibatkan emosi ketika menuliskan resolusi, akan membuat kita tidak hidup dalam impian kita.

Dengan emosi yang terkandung dalam resolusi, akan membuat kita lebih bergairah. Dua hal yang bisa kita gunakan: kenikmatan dan kesengsaraan.

Kenikmatan apa yang akan kita dapati bila resolusi terwujud. Kenikmatan buat kita sendiri, keluarga atau orang tua.

Atau kesengsaraan apa yang akan kita alami bila resolusi tidak terwujud. Bagaimana kekecewaan orang yang kita cintai bila hal tersebut tidak terlaksana.

Dengan begitu, ada keterdesakan dalam diri kita. Mau tidak mau kita harus mewujudkannya. Resolusi jadi memiliki jiwa sebagai pengingat.


4. NARO (No Action Resolution Only)

Nah ini juga masalah serius mengapa Resolusi tidak terwujud: No Action Resolution Only.

Berapa banyak resolusi kita buat, sebarapa dahsyat kata-kata dalam resolusi, tapi semua itu tidak akan ada artinya bila tidak ada tindakan yang kita lakukan.

Resolusi dibuat adalah untuk kita bertindak. Bergerak dari kondisi saat ini, menuju keadaan yang lebih baik. Awali satu langkah kecil untuk mencapai ribuan langkah dalam pendakian gunung impian.

Mulai dari yang paling mungkin kita lakukan.

Jadi setelah resolusi dibuat, lengkapi segera dengan tindakan-tindakan yang kita lakukan. Kemudian.... bertindaklah!

5. Evaluasi

Lakukan evaluasi secara periodik. Bisa bulanan, kuarter, tengah tahunan. Kemudian lakukan analisa dan langkah-langkah perbaikan. Agar kita tetap dalam jalur resolusi yang kita buat.

Kalau perlu libatkan teman, mentor, kelompok mastermind dan sebagainya. Yang akan memberi saran untuk mempercepat dan memperbaiki tindakan kita lebih terarah.

Seringkali tanpa kita tahu sudah berada diposisi mana, waktu terus berjalan dan kita sudah berada dipenghujung tahun.

6. Tidak Melibatkan Sang Maha Penentu

Semua rencana, harapan dibarengi dengan massive action, akan lebih berdaya dahsyat bila melibatkan Sang Maha Penentu, Allah SWT.

Karena tidak ada satupun kejadian didunia ini tanpa kehendakNya.

Bisa jadi karena bersemangatnya dalam mewujudkan resolusi, kita lupa untuk meminta bimbingaanNya. Lupa berharap kepada Sang Maha Kaya.

Padahal Tuhan sudah berjanji, "berdoalah maka akan Aku kabulkan". Dan janji Tuhan pasti benar adanya.

Mendekat Tuhan disegala kondisi. Ketika sedih datangi Tuhan, maka Tuhan akan menemani kita ketika bahagia. Bersama Tuhan ketika kita senang, maka Tuhan akan memanjakan kita ketika sedih.

Dan bila perjalanan kita dalam mencapai resolusi bersama Tuhan, maka siapa lagi yang bisa menghalangi?

Demikain pak Darmawan, mudah-mudahan membantu. Dan semoga di tahun baru, tahun pembuktian eksistansi diri, semua resolusi kita bisa terwujud. Tidak harus 100%, paling tidak kita sudah bergeser menjadi lebih baik.

Wassalam,

AR Junaedi

4 komentar:

Anonim 28 Desember 2008 pukul 08.59  

wah benar juga ya, thks sharingnya

pasang iklan baris tanpa daftar 16 April 2009 pukul 14.21  

maksi buat sharenya
salm knl

Sukes 12 Agustus 2010 pukul 09.48  

mantap,

salam
http://formulabisnis-sukses.blogspot.com

Erdjon 11 Juli 2011 pukul 16.30  

Mmmmm, good!
Terima kasih sharingnya, pasti bermanfaat !

Salam semangat!

Pembaca Blog ini

Anda Pengunjung Ke

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008, AR Junaedi

Back to TOP