Why? .... Why Not?

Selasa, 27 November 2007


"Mengapa harus berbisnis?" Pertanyaan ini terlontar dari rekan TDB saya, "berbisnis itu banyak resikonya lho!" begitu dia melanjutkan.

Bagi yang belum mulai melangkah, bisnis masih menjadi momok yang menakutkan. Berbagai alasan mengemuka dari pertanyaan "WHY" yang diciptakan sendiri. Pada akhirnya akan jadi debat kusir bahkan jadi alasan kuat untuk menunda sesuatu yang mungkin.

Bagaimana kalau pertanyaan itu dirubah menjadi "Why Not?"

Mengapa tidak?

"Why Not" akan mengarah pada action. Pada tindakan, bukan hanya mencari alasan yang terlihat sangat logis tetapi tanpa hasil.

Ide yang kadang-kadang dianggap tidak masuk akal, bisa akan begitu berhasil ketika pada titik pertanyaan, "Why Not?"

Daripada memperdebatkan, mengapa tidak dicoba.

Rudy Hadisuwarno, sang maestro penata rambut Indonesia, bercerita diawal perjalanan bisnisnya melakukan sesuatu yang dianggap 'gila' dizamannya.

Kala itu tidak ada satu salonpun yang berani masuk ke mall. Teman-temannya banyak yang mempertanyakan kenapa melakukan sesuatu yang tidak mungkin dengan modal yang besar. Potensi ruginya juga besar.

Jawabnya singkat: "Why Not?"

Coba saja!

Minggu lalu saya berbincang dengan Pedagang Kue Putu yang biasa lewat di depan rumah. Biasanya dia mulai berdagang sekitar jam 8 malam. Pak Harjo namanya.

Ketika saya tanyakan kenapa tidak coba jualan di pagi hari? "Ora elok mas," jawabnya. Katanya tidak pantas jualan kue putu pagi-pagi. Beberapa kali saya sarankan, dan akhirnya dia mau coba. Tapi tidak dari pagi, mulai lebih sore mulai jam 3.

Hasilnya, "lumayan lho mas, ternyata kalau banyak juga yang beli sore-sore"

Jadi, tidak harus terus berpikir linear untuk sesuatu yang baru. Daripada terus mempertanyakan, memperdebatkan, kenapa tidak dicoba.

Why Not?

0 komentar:

Pembaca Blog ini

Anda Pengunjung Ke

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008, AR Junaedi

Back to TOP