Pertanyaan Untuk TDB (dari Halal Bihalal di Bu Ning)

Selasa, 23 Oktober 2007


Sore kemarin bertempat di Rumah bu Ning daerah Tanjung Priok, berlangsung Halal Bihalal komunitas TDA. Ide awalnya dari bu Ning dalam menyambut Duta TDA Pak Adib yang saat ini singgah di Jakarta.

Acara yang berlangsung selepas Maghrib ini baru berakhir jam 11 malam. Dari perkenalan masing-masing yang hadir, banyak pembelajaran yang didapat.

Sharing dari Mba Yulia, Mba Ina, Pak Agus Ali, Pak Ade, Pak Rosihan n Istri, Pak Hasan, Pak Herizal, Pak Khaerul Yanis, Pak Adib, Pak Aris n Istri, Pak Eko June, Bu Ning sendiri dan tentu saja Jendral TDA Pak Roni.

Termasuk dari tuan rumah, Pak Harmanto. Seorang mantan TDB yang telah mengabdi puluhan tahun di perusahaan cukup bonafid dengan jabatan yang tinggi.Pada satu kesempatan beliau diajak diskusi dengan atasannya yang akan pensiun.

"Suatu saat kamu PASTI akan melewati suatu pintu. Dan bila sudah keluar dari pintu itu kamu tidak akan bisa masuk kerumah itu lagi" kata sang atasan

"Pintu itu bernama PENSIUN. Ketika sudah saatnya, lalu apa yang akan kamu lakukan?

Ketika satu-satunya penghasilan kita hilang, ketika tidak ada lagi yang melayani, ketika tidak ada lagi fasilitas...

Bagaimana dengan gaya hidup, bagaimana dengan semua anggaran pengeluaran, bagaimana dengan pendidikan anak, bagaiman dengan keluarga?

Dan coba jawab, Bagaimana bila itu terjadi SEKARANG, SAAT INI?"

Pertanyaan ini membuat 'shocking' pak Ning saat itu. Hingga harus berfikir untuk masa depan diri dan keluarga.

Mulai saat itu mindset berubah dari pekerja ke TDA, dan ketika sang istri tercinta memberikan ultimatum: Pilih ISTRI atau ASTRA? Jawabannya tentu saja pilih istri yang punya segudang keeistimewaan itu.

Ternyata kolaborasi Bu Ning dan Pak Harmanto membuat bisnis Mahkota Dewa yang Luar biasa saat ini. Perpaduan Dua Cinta kata bu Ning. Kelemahan masing-masing justru menguatkan keduanya.

Nah, berapa banyak orang yang ketika mulai pensiun baru berencana memulai usaha. Ketika usia tidak muda, ketika tenaga sudah berkurang, semangat menurun. Apa yang kemudian terjadi?

Bagaimana bila pertanyaan itu diajukan pada Anda?

0 komentar:

Pembaca Blog ini

Anda Pengunjung Ke

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008, AR Junaedi

Back to TOP